Monday, August 29, 2011

Penetapan Iedul Fitri 1432H


Hasil perhitungan Hisab Hakiki diperoleh data sebagai berikut:
Ø  Ijtima/Konjungsi Awal Bulan Syawwal 1432H Senin 29 Agustus 2011 jam 10.04 WIB
Ø  Ketinggian bulan saat magrib senin, 29 Agustus 2011M di seluruh Indonesia kurang dari 2˚ variasi datanya adalah:
Ø  dari ufuk hakiki berkisar antara -0,60˚ sampai dengan 1,40˚ atau
Ø  dari ufuk terlihat (mar-i) berisar antara -0,10˚ sampai dengan 1,60˚
Ø  Saat mata hari terbenam jarak sudut (elongasi) antara Bulan dan Matahari di wilayah Indonesia berkisar antara 5,58˚ sampai dengan 6,83˚
Ø  Umur Bulan atau selisih waktu antara terbenam Matahari dengan waktu terjadinya konjungsi untuk wilayah Indonesia berkisar antara 5,50 jam sampai dengan 8,62 jam
Ø  selisih waktu terbenam Bulan dengan Matahari di wilayah Indonesia berkisar antara 1 menit sampai dengan 9 menit.
Ø  Fraksi Illuminasi Bulan atau persentase perbandingan antara luas piringan Bulan yang tercahayai oleh Matahari dan menghadap Bumi dengan luas seluruh piringan Bulan berkisar antara 0,24% sampai dengan 0,36%.
Berdasarkan data tersebut di atas, maka walaupun di sebagian besar wilayah Indonesia saat maghrib posisi bulan sudah di atas ufuk, ketinggian bulan tersebut tidak memungkinkan untuk terlihat karena terhalang (ghumma), atau hilal belum/tidak wujud, sehingga: bulan Ramadhan 1432H digenapkan 30 hari (istikmal) dan 1 Syawwal 1432H ditetapkan Rabu, 31 Agustus 2011

Dasar Hukum Penetapan tersebut adalah:

يَسْئَلُونَكَ عَنِ اْلأَهِلَّةِ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ …
Mereka bertanya kepadamu tentang Hilal (bulan sabit). Katakanlah: "Hilal / Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji… (QS Albaqarah 189)

صُوْمُوا لِرُؤيَتِهِ وَافطِرُوا لِرُؤيَتِهِ فَاِنْ غُبِّيَ عَلَيكُمْ فَأَكْمِلُوا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلآثِينَ  (متفق عليه)
Berpuasalah bila kalian melihatnya (hilal) dan ahirilah shaum bila kalian melihatnya (hilal). Tetapi jika terhalang maka genapkanlah bilangan Sya’ban 30 hari. (Bukhori 1776)

صُوْمُوا لِرُؤيَتِهِ وَافطِرُوا لِرُؤيَتِهِ فَاِنْ أُغْمِيَ عَلَيْكُم فَاقْدُرُوا لَهُ ثَلآثِينَ  (رواه مسلم)
bila kalian melihatnya (hilal) dan ahirilah shaum bila kalian melihatnya (hilal). Tetapi jika terhalangmaka tetapkanlah (shaum) 30 hari. (Muslim 1796)

لَا تَصُومُوا حَتَّى تَرَوْهُ فَإِنْ غُمَّ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا الْعِدَّةَ ثَلَاثِينَ
Janganlah kalian berpuasa hingga kalian melihatnya. Apabila kalian terhalang sempurnakanlah jumlahnya menjadi tiga puluh. (HR Bukhori 1774)

اِذَا رَأيْتُمُ الـهِلاَلَ فَصُوْمُوا واِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَأَفْطِرُوا فَاِن غُمَّ عَلَيْكُمْ فَصُومُوا ثَلاَثِينَ يَوْمًا (رواه مسلم)
Apabila kalian melihat hilal, maka shaumlah dan jika kalian melihat hilal (kembali) maka ahirilah shaum. Tetapi jika terhalang (sehingga hilal tidak terlihat) shaumlah 30 hari (Muslim 1808)


Itstinbat dari dalil-dalil diatas adalah:
1.     Awal bulan ditetapkan berdasarkan kemunculan hilal (bulan terlihat bercahaya)
2.     Lafadz-lafadz:   فَاِنْ غُبِّيَ - فَاِنْ أُغْمِيَ - فَاِن غُمَّ  dalam hadits-hadit di atas mengandung makna  jika bulan "ghumma/terhalang" atau "tidak terlihat sebagai hilal" (walaupun di atas ufuq) maka bulan tersebut tidak/belum wujud menjadi hilal atau tidak bisa disebut hilal 
Berdasarkan penelitian astronomis bulan disebut hilal atau dapat diamati sebagai hilal jika saat maghrib:
1.     tinggi bulan > 4˚  dan elongasi bulan ( jarak bulan-matahari) > 6,4˚   (Thomas Djamaluddin, 2010)
2.     fraksi Iluminasi (prosentase piringan bulan yang menghadap bumi tercahayai matahari) > 0,5%
3.     umur bulan Lebih dari 8 jam

Garut, 17 Ramadhan 1432H (17 Agustus 2011M)

Friday, August 12, 2011

Do'a Hari ini


للَّهُمَّ
أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ
خَلَقْتَنِ ي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا
عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا
اسْتَطَعْت ُ، أَعُوذُ بِكَ مِنْ
شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ
بِنِعْمَتِ كَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ
بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا
يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ

"Allahumma anta
robbii laa ilaaha illaa
anta kholaqtanii,...wa
anaa 'abduka wa anaa
'alaa 'ahdika,...wa
wa'dika mastatho'tu,...
a'uudzubika min syarri
maa shona'tu,.... abuu-
ulaka bi ni'matika
alayya,....wa abuu-u
laka bi
dzanbii,...faghfirlii,... fa
innahu laa yaghfirudz
dzubuuba illaa anta".

"Ya Allah, Engkau
adalah Rabbku. Tiada
Ilah yang haq
melainkan Engkau.
Engkau telah
menciptakanku, aku
adalah hamba-Mu, aku
di atas perjanjian-Mu
sesuai kemampuanku.
Aku berlindung
kepada-Mu dari
kejelekan amalanku.
Aku mengakui nikmat-
nikmat-M u yang
Engkau anugerahkan
kepadaku, aku
mengakui dosa-
dosaku. Ampunilah aku
karena sesungguhnya
tidak ada yang
mengampuni dosa-
dosaku melainkan
Engkau."

"Barangsiapa
membacanya di waktu
siang dalam keadaan
meyakini maknanya
kemudian ia meninggal
pada hari itu sebelum
petang maka ia
termasuk penduduk
surga. Dan
barangsiapa
membacanya di waktu
malam dalam keadaan
meyakini maknanya
kemudian ia meninggal
sebelum masuk
waktu subuh maka ia
termasuk penduduk
surga."

(HR. Al-Bukhari dari
sahabat Syaddad ibnu
Aus radhiyallahu 'anhu)

Thursday, August 4, 2011

Info Kesehatan: Lambung Mengecil Saat Berpuasa

Sistem pencernaan ternyata beradaptasi selama seseorang berpuasa. Berkurangnya asupan makanan ke dalam tubuh menyebabkan lambung mengalami perubahan morfologis menjadi kecil.

Lambung manusia ternyata bersifat elastis. Bentuknya akan mengikuti komposisi dan jumlah makanan yang masuk ke dalamnya. Selama berpuasa, makanan lebih sedikit masuk ke dalam lambung, dan hal itu ternyata mempengaruhi ukuran dan morfologis lambung.

"Setelah beberapa lama menjalani puasa, lambung akan mengecil dan enzim-enzim pencernaan berkurang. Itu sebabnya pada saat buka puasa dan makan banyak, perut akan terasa sesak dan berat. Itu karena enzim-enzim pencerna karbohidrat, protein, lemak dan lainnya memang berkurang dan tidak berada dalam jumlah yang cukup banyak untuk mencernanya," ujar dr. Angela C. Ardhianie N dari Healthy Choice Detox Center & Medical Store, Senin (7/9/2009).

Akibat berkurangnya enzim pencernaan membuat lambung akan bekerja lebih keras dan mengeluarkan asam lebih banyak. "Saat makanan masuk dalam jumlah yang banyak, lambung akan shock dan membutuhkan asam lambung yang lebih banyak, sedangkan pencernaan tidak punya itu, jadi kerjanya akan lebih keras dan risiko sakit perut pun lebih tinggi, " ujar Angela.

Oleh karena itulah, mengapa ketika berbuka dianjurkan makan secara bertahap, tidak langsung makan berat. Mulai dari air putih beberapa teguk, sedikit makanan manis, jus buah, dan selang minimal setengah atau 1 jam baru makan besar.

"Kalau bisa minum jus buah diperbanyak, buat 5 sampai 9 kali sajian kecil ketika berbuka, seling-seling saja dari mulai berbuka hingga mau sahur," jelas Angela.

Mengecilnya lambung setelah puasa ternyata ada baiknya untuk mengatur pola makan dan mengurangi nafsu makan seseorang, terutama mereka yang ingin kurus. Meski tidak selalu berkaitan secara langsung antara lambung yang mengecil dengan nafsu makan, namun secara logika dengan lambung yang kecil, perut akan terasa sudah kenyang meski baru makan dalam porsi kecil.

Namun dr. Angela mengatakan pengecilan lambung hanya terjadi sangat sedikit sekali, jadi tidak perlu khawatir akan merubah bentuk utuhnya. "Mengecilnya lambung bukan berarti secara anatomi berubah drastis, tapi ukurannya saja yang sedikit mengecil karena terbiasa mengonsumsi sedikit makanan," tutur Angela.

Ketika berpuasa, tubuh pun tanpa disadari melepaskan toksin melalui berbagai cara yang berbeda-beda pada tiap orang. "Ada yang pusing, bau badan, bau mulut, kulit kering, lebih sensitif, jerawat keluar, rambut rontok, eksim menjadi lebih atau asma kumat. Itu semua adalah proses pengeluaran racun dari tubuh, jadi jangan heran kalau gejala-gejala tersebut terjadi pada saat berpuasa," jelas Angela.

Untuk menjaga lambung tetap bekerja normal dan dan tidak memproduksi asam berlebih yang dapat merusak lambung, Angela pun menganjurkan untuk sering-sering minum jus lemon. "Buah lemon memang terasa asam, tapi diantara semua jenis buah, derajat pH-nya termasuk cukup tinggi yaitu 7,5 yang artinya ia bersifat basa," ujar Angela.

Ketika lemon yang bersifat basa bertemu dengan asam yang berasal dari lambung, maka akan terjadi keseimbangan pH, dan hal itu mencegah lambung dari keadaan terluka akibat asam yang terus diproduksi ketika berpuasa. 

"Minum jus lemon paling baik dilakukan ketika perut kosong untuk mempermudah penyerapannya. Jadi ketika sahur sebaiknya minum jus lemon untuk menetralkan asam yang terus diproduksi lambung ketika perut dalam keadaan kosong karena berpuasa," tambah Angela.

Nurul Ulfah Detik Health

Info Kesehatan: Jangan Langsung Tidur Sehabis Sahur

Tak sedikit orang yang memilih tidur setelah sahur biar tak mengantuk saat beraktivitas pagi harinya. Hati-hati, tidur usai sahur tidaklah baik untuk kesehatan. Namun, ada cara sehat bila ingin tidur habis sahur.

Tidur setelah makan tidaklah sehat menurut ilmu kedokteran. Hal ini karena sistem pencernaan masih belum selesai mengerjakan tugasnya, terutama lambung.

"Setelah makan, makanan akan disimpan di dalam lambung. Nah, ketika Anda langsung tidur, maka makanan itu akan berbalik arah lagi ke atas," ujar Dr.H.Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH,MMB,FINASIM, dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Lambung dan Pencernaan, FKUI-RSCM, saat dihubungi detikHealth, Rabu (11/8/2010).

Menurut Dr Ari, kondisi ini disebut dengan refluks esofagus atauesophageal reflux, yaitu kembalinya makanan dari lambung ke dalam esofagus (saluran yang mengangkut makanan dari mulut ke perut).

Bila kondisi ini terjadi, maka makanan yang baru saja mencapai lambung akan berbalik arah menuju ke kerongkongan. Selain itu, tentu saja ada asam lambung yang terbawa oleh makanan tersebut.

Akibatnya, kerongkongan akan terasa kering, panas, kadang membuat orang merasa mual, mulas dan ingin muntah karena ada makanan yang berbalik arah. Hal ini akan semakin parah bila orang tersebut sudah menderita penyakit maag atau tungkak lambung.

Dilansir dari MedicineNet.com, makanan di perut sebagian dicerna oleh asam lambung dan enzim. Biasanya, sebagian kandungan asam lambung disampaikan oleh otot perut ke dalam usus kecil untuk pencernaan lebih lanjut.

Namun, dalam kondisi refluks esofagus, kandungan asam mundur sampai ke kerongkongan, kadang-kadang mencapai saluran pernapasan, yang dapat menyebabkan inflamasi (peradangan), kerusakan pada kerongkongan, paru-paru dan laring (kotak suara).

Proses keseluruhan secara medis disebut gastroesophageal reflux disease (GERD). Sebesar 10 persen dari penderita GERD pengembangkan Barret esofagus dan dapat meningkatkan risiko terkena kanker kerongkongan.

"Lambung kita kan kosong dalam waktu 6 jam atau 4 jam untuk makanan yang lebih ringan. Maka, setidaknya beri waktu lambung untuk mulai mencerna makanan, setidaknya lebih dari 1 jam setelah makan," ungkap dokter sekaligus Wakil Sekjen PAPDI (Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia).

Tapi bila Anda merasa sangat mengantuk, Dr Ari merekomendasikan beberapa cara sehat tidur usai sahur, yaitu:

1. Tidur 1-2 jam setelah makan
"Bila sahur jam 3-an, terus jangan langsung tidur. Kan bisa menunggu sampai adzan subuh, sekitar jam 5. Setelah itu Anda baru bisa tidur," jelas Dr Ari.

2. Tidur dengan bantal ditinggikan

Bila Anda tidur tanpa bantal, maka dikhawatirkan ada gaya gravitasi yang membuat makanan dari lambung berbalik arah ke kerongkongan.

3. Tidur setengah duduk (tidak berbaring) bila Anda sudah merasa sangat mengantuk
4. Tidak makan makanan yang sulit dicerna, seperti makanan berlemak.
(mer/ir) 

Info Kesehatan: Olahraga yang Baik Saat Puasa

Puasa bukan alasan untuk tidak berolahraga. Meski sedang berpuasa, tubuh tetap membutuhkan latihan fisik untuk tetap bugar, terlebih bagi orang yang sudah terbiasa melakukannya.

Olahraga tetap harus dilakukan meski orang sedang berpuasa. Tapi olahraga yang dimaksudkan bukanlah olahraga berat yang memerlukan banyak tenaga dan mengeluarkan banyak keringat.

"Saat puasa, olahraga sebaiknya dilakukan pagi hari atau setelah subuh," ujar Dr.H.Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH,MMB,FINASIM, dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Lambung dan Pencernaan, FKUI-RSCM, saat dihubungi detikHealth, Kamis (12/8/2010).

Dr Ari mengatakan bahwa olahraga yang dilakukan cukup olahraga ringan yang tidak terlalu banyak mengeluarkan keringat. Olahraga yang tepat itu misalnya jalan-jalan atau yoga setelah subuh saat udara masih bersih dan bersepeda, cukup 30 menit hingga 1 jam.

Sementara olahraga yang sebaiknya dihindari adalah yang banyak mengeluarkan keringat karena berisiko dehidrasi. Olahraga yang mengeluarkan banyak keringat itu contohnya sepak bola, tenis dan lari.

"Meski puasa orang tetap harus berolahraga, tapi bukan berarti olahraga yang mengeluarkan keringat banyak seperti sepak bola atau tenis," tambah dokter sekaligus Wakil Sekjen PAPDI (Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia).

Menurut Dr Ari olahraga juga dapat dilakukan saat sore hari, sebelum waktu berbuka, yaitu sekitar jam 5 sore.

"Saat sebelum berbuka, orang juga bisa melakukan olahraga. Jadi kalau sudah merasa kekelahan dan haus, kan sudah dekat waktu berbuka. Tapi tetap bukan olahraga yang menguras tenaga, nanti malah bikin pingsan," terang Dr Ari.

Olahraga saat berpuasa tetaplah penting, tapi jangan sampai olahraga tersebut malah merugikan diri Anda sendiri bila tidak dilakukan pada waktu dan kadar yang tepat.

Merry Wahyuningsih Detik Health

Info Kesehatan: Bunyi Perut Saat Puasa

Pada saat berpuasa, tak jarang perut mengeluarkan bunyi-bunyi aneh yang terkadang membuat orang malu bila sedang berada di ruangan yang hening. Apa yang menyebabkan perut berbunyi saat puasa?

Bunyi perut saat puasa merupakan suatu hal yang wajar. Tapi pada beberapa orang, bunyi yang ditimbulkan bisa lebih keras atau berlebihan.

Dalam kondisi kosong, perut mulai memproduksi hormon yang dapat menstimulasi saraf lokal untuk mengirim pesan ke otak. Selanjutnya otak akan membalas dengan memberi sinyal pada otot pencernaan untuk memulai kembali gerakan peristaltik (gerakan otot pencernaan).

Pada dasarnya, bunyi pada perut disebabkan oleh kombinasi dari peningkatan gerakan peristaltik dan komponen dari rongga usus, seperti udara, cairan dan kotoran. Bunyi yang ditimbulkan akan semakin sering dan keras bila udara dalam saluran pencernaan berlebihan dan perut kosong.

"Biasanya bunyi perut terjadi saat perut kosong, setidaknya 8 jam setelah makan. Kalau kita sahur jam 4, maka kemungkinan bunyi perut sering terdengar di atas jam 12 siang," ujar Dr.H.Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH,MMB,FINASIM, dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Lambung dan Pencernaan, FKUI-RSCM, saat dihubungi detikHealth, Senin (16/8/2010).

Selain itu, menurut Dr Ari, suara yang ditimbulkan perut juga disebabkan karena lambung sudah mulai kosong, sehingga tidak ada makanan yang dicerna lagi dan menimbulkan gas.

Nah, gas dalam lambung ini akan semakin meningkat bila orang mengonsumsi makanan yang dapat menghasilkan gas, seperti kol, sawi, minuman bersoda, cokelat, keju dan makanan berlemak.

"Untuk mengurangi bunyi-bunyian perut, maka pada saat sahur orang sebaiknya menghindari makan-makanan yang dapat menghasilkan gas, terlebih kalau orang itu sudah punya penyakit maag," tambah dokter yang menjabat Wakil Sekjen PAPDI (Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia).

Menurut Dr Ari, beberapa makanan yang perlu dihindari pada saat makan sahur agar perut tidak berbunyi adalah sebagai berikut:
  1. Kol dam sawi
  2. Minuman bersoda
  3. Cokelat dan keju
  4. Makanan berlemak dan ketan. Lemak dan ketan juga dapat menghasilkan gas, karena komposisi yang terkandung di dalamnya sulit dicerna sehingga proses pencernaan lebih lama dan memicu timbulnya gas dalam saluran pencernaan.
  5. Mie instan. Tak hanya kandungan pengawet dan penyedap rasa yang menyebabkan mie instan tidak sehat, tetapi struktur mie yang cepat mengembang juga dapat menghasilkan gas dalam saluran pencernaan dan memicu bunyi perut.    Merry Wahyuningsih Detik Health

Info Kesehatan: Kurangi Porsi Minum Teh Saat Puasa

Teh adalah minuman kesayangan semua masyarakat yang dikonsumsi beberapa kali dalam sehari. Tapi saat puasa sebaiknya kurangi porsi minum teh. Kenapa begitu?

dr Kasim Rasjidi, SpPD-KKV, DTM&H, MCMT, MHA, SpJP, FIHA mengatakan teh adalah minuman yang bersifat diuretik, sehingga membuat seseorang lebih sering buang air kecil setelah mengonsumsinya.

Hal ini tentu saja mempengaruhi tubuh, karena garam dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh selama menjalani puasa akan ikut terbuang.

"Teh yang dikonsumsi bisa membuat seseorang buang air kecil terus menerus, sehingga membuat tubuh kekurangan cairan padahal saat puasa pun tubuh sudah kekurangan cairan," ujar dr Kasim saat dihubungi detikHealth, Selasa (24/8/2010).

dr Kasim menuturkan ada salah satu pasiennya yang mengeluhkan sakit nyeri di dadanya dan si pasien mengira terkenapenyakit jantung. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut ternyata diketahui bahwa ia tidak mengalami sakit jantung tapi kekurangan cairan.

Dalam pengakuannya pasien tersebut mengaku hanya minum teh saat puasa karena lebih pas di lidahnya. Menurut dr Kasim wajar sekali jika orang bisa terkena dehidrasi jika berlebihan minum teh saat puasa. Untuk mengatasinya adalah mengonsumsi air putih yang cukup dan mengurangi jumlah teh yang diminum.

Jika tubuh mengalami dehidrasi maka garam dan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh selama menjalani puasa akan ikut terbuang. Padahal saat puasa orang tidak akan mendapatkan asupan cairan apapun hingga waktu berbuka. Hal inilah yang bisa membuat seseorang mengalami dehidrasi dan bisa berbahaya bagi tubuh.

"Orang yang mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan bisa juga ditandai dengan nyeri dada, nyeri otot, nyeri sendi dan juga kulit yang terlihat kusam," ungkap dokter yang menyelesaikan kuliah kedokterannya tahun 1987 ini.

Namun bukan berarti teh tidak boleh dikonsumsi sama sekali selama puasa, hanya porsinya saja yang jangan terlalu banyak terutama di saat sahur. Tapi ketika berbuka puasa teh manis bisa dikonsumsi secukupnya untuk menaikkan kadar gula darah.

Hal penting lainnya adalah jangan lupa pula untuk mengonsumsi air putih yang cukup terutama selama waktu berbuka puasa hingga menjelang sahur. Selain itu bisa juga ditambahkan dengan jus buah untuk menambah jumlah cairan dan serat di dalam tubuh.

Vera Farah Bararah  Detik Health

Info Kesehatan: Makanan Manis Apa yang Sehat untuk Buka Puasa?

Bagi umat Muslim, disunahkan berbuka puasa dengan makanan atau minuman yang manis. Tapi makanan atau minuman manis seperti apa yang sehat dan baik untuk tubuh?

Makanan dan minuman manis memang dianjurkan untuk santapan awal buka puasa. Tapi bukan berarti semua makanan atau minuman manis boleh dikonsumsi, terlebih bila mengandung kadar gula tinggi.

"Idealnya, buka puasa dengan makan 3 buah kurma. Selain manis, kurma juga merupakan karbohidrat kompleks yang membuat gula diserap tubuh secara perlahan," jelas Dr.H.Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH,MMB,FINASIM, dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Penyakit Lambung dan Pencernaan, FKUI-RSCM, saat dihubungi detikHealth, Rabu (25/8/2010).

Menurut Dr Ari, banyak orang keliru menginterpretasikan maksud dari 'berbuka dengan yang manis'. Mengonsumsi makanan atau minuman manis memang baik dilakukan pada saat buka puasa, agar dapat segera memulihkan energi setelah seharian berpuasa. Tapi yang keliru adalah porsi makanan atau minuman manis yang dikonsumsi.

"Berbuka dengan yang manis tapi jangan berlebihan, apalagi kalau manisnya berasal dari gula," tambah dokter sekaligus Ketua Bidang Advokasi PB PAPDI (Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia).

Dr Ari menjelaskan bahwa produk gula merupakan jenis karbohidrat sederhana, artinya sangat mudah dipecah dan dicerna menjadi gula darah. Hasilnya, bila gula dikonsumsi secara berlebih, maka gula darah akan melonjak dalam tubuh dan membuat orang mudah mengantuk, lemas dan menimbun lemak.

Sedangkan kurma merupakan jenis karbohidrat kompleks, sama halnya dengan nasi merah, jagung dan gandum. Karbohidrat kompleks akan lebih lambat dipecah atau dicerna menjadi gula darah, dengan demikian gula darah akan tetap stabil (tidak mengalami fluktuasi yang tinggi). Selain itu karbohidrat kompleks juga sangat membantu proses metabolisme energi tubuh.

Untuk itu, Dr Ari menyarankan agar tidak mengonsumi makanan atau minuman manis yang berasal dari gula secara berlebihan, baik pada saat buka puasa atau pun sahur. Hal ini karena makanan manis akan membuat tubuh melepaskan insulin dengan cepat sehingga memicu rasa lapar lebih cepat pula.

Selain itu, insulin berfungsi untuk memasukkan gula dari dalam darah ke dalam sel-sel tubuh dan digunakan sebagai sumber energi. Bila insulin dilepaskan dengan sangat cepat, maka orang merasa cepat berenergi tetapi sekaligus cepat menghabiskan cadangan energi.

Merry Wahyuningsih Detik Health

Info Kesehatan:Puasa Secara Teratur Bagus untuk Kesehatan Jantung

Selama ini puasa dikaitkan dengan ritual agama tertentu atau sedang melakukan diet. Kini bukti baru menunjukkan puasa secara teratur juga baik untuk kesehatan jantung.

Peneliti jantung dari Intermountain Medical Center Heart Institute melaporkan bahwa puasa tidak hanya menurunkan risiko seseorang daripenyakit arteri koroner dan diabetes, tapi juga menghasilkan perubahan yang signifikan pada kadar kolesterol.

Selama ini penyakit diabetes dan memiliki kolesterol tinggi dikenal sebagai salah satu faktor risiko dari penyakit jantung koroner. Saat ini penyakit jantung koroner masih menjadipenyebab utama kematian.

Dalam studi terbaru yang dilaporkan pada seminar ilmiah American College of Cardiology di New Orleans menemukan bahwa puasa teratur juga mengurangi faktor risiko lain untuk jantung seperti kadar trigliserida, berat badan dan kadar gula darah.

"Penemuan baru ini menunjukkan bahwa studi yang ada sebelumnya bukanlah suatu peristiwa yang kebetulan," ujar Dr Benjamin D Horne, PhD, MPH, direktur kardiovaskular dan epidemiologi genetik di Intermountain Medical Center Heart Institute, seperti dikutip dari ScienceDaily, Jumat (20/5/2011).

Dr Horne menuturkan studi baru ini mencatat reaksi dalam mekanisme biologis tubuh selama puasa. Puasa menyebabkan tubuh kelaparan dan stres, sebagai respons maka tubuh akan melepaskan lebih banyak kolesterol yang memungkinkannya menggunakan lemak sebagai sumber bahan bakar dan bukan glukosa.

"Kondisi ini akan mengurangi jumlah sel-sel lemak dalam tubuh. Hal ini penting karena sel-sel lemak yang lebih sedikit di dalam tubuh, akan memperkecil kemungkinan mengalami resistensi insulin atau diabetes," ujar Dr Horne.

Selain itu puasa juga membantu meningkatkan kadar kolesterol baik (HDL), serta membuat hormon pertumbuhan manusia (human growth hormone/HGH) yang bekerja melindungi otot dan keseimbangan metabolik merespons lebih cepat yang dapat meningkatkan jumlahnya.

Jika seseorang memiliki risiko kecil terkena diabetes dan memiliki kolesterol baik yang lebih banyak, maka kondisi ini akan mengurangi faktor risiko dari penyakit jantung koroner. Berdasarkan hasil studi ini Dr Horne percaya suatu saat ini puasa bisa diresepkan sebagai pengobatan untuk mencegah diabetes dan penyakit jantung koroner.

Info Kesehatan:Tak Ingin Lemas Saat Puasa? Jaga Pola Tidur

Meski tidak makan seharian, puasa tidak boleh jadi alasan untuk lemas dan tidak bergairah saat bekerja. Pada sebagian orang, rasa letih dan mengantuk saat puasa muncul bukan karena tidak makan melainkan hanya karena tidak cukup tidur.

Bukan hanya waktu puasa, produktivitas yang menurun di tempat kerja hampir selalu bisa dihubungkan dengan pola tidur yang tidak teratur. Bedanya, pada hari-hari biasa rasa letih dan mengantuk bisa diatasi dengan minum kopi atau teh, maupun makan camilan.

Lain halnya ketika sedang berpuasa, seseorang tidak bisa minum kopi atau teh di siang hari sehingga rasa letih akan lebih terasa dibanding hari-hari biasa. Akibatnya banyak yang mengantuk di tempat kerja, meski kebanyakan mengira itu adalah efek dari seharian tidak makan.

"Dalam banyak kasus, orang mengantuk saat puasa bukan karena tidak makan tetapi karena kurang tidur saja. Sebenarnya asal cukup tidur dan polanya teratur, puasa tidak perlu jadi alasan untuk mengantuk," ungkap pakar kesehatan tidur dari RS Mitra Kemayoran, dr Andreas Prasadja, RPSGT saat dihubungidetikHealth, Minggu (31/7/2011).

Pendapat dr Ade, demikian ia biasa disapa, banyak benarnya terutama bagi yang kerjanya lebih banyak duduk di kantor dan hanya mengetik sepanjang hari. Meski berpikir juga butuh energi, namun kalori yang dibutuhkan tentu tidak sebanyak pekerjaan yang cenderung mengandalkan kekuatan fisik.

Karena itu dokter yang hobi memasak ini menyarankan, jika tidak ingin merasa lemas saat berpuasa maka usahakan agar tidur malamnya mencukupi baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Jika harus bangun pagi untuk penyiapkan makan sahur, malam harinya tidak boleh bergadang untuk keperluan yang tidak terlalu penting.

Kalaupun tidur malamnya tidak mencukupi, siang harinya bisa meluangkan waktu beberapa menit untuk melakukan power-nap, yakni tidur siang yang singkat tapi berkualitas. Sehabis salat siang misalnya,power-nap selama 20-30 menit sudah cukup untuk memulihkan energi.

"Power-nap tidak perlu lama-lama, yang penting cukup untuk me-recharge energi. Kalau terlalu lama malah tidak bagus, nanti bablas (tidak bangun-bangun) terus nggak jadi kerja. Tidur siang kalau terlalu lama kadang juga malah bisa pusing," tambah dr Ade.

Terkait kebijakan untuk mengubah jam kerja seperti yang dilakukan banyak instansi pemerintahan maupun swasta, dr Ade menganggap hal itu tidak terlalu penting jika alasannya hanya supaya tidak letih. Seperti yang berulang kali ia tekankan, puasa tidak boleh jadi alasan untuk mengantuk.

Namun untuk keperluan yang lain misalnya agar punya lebih banyak waktu untuk melakukan kegiatan rohani atau berkumpul dengan keluarga, tentunya perubahan jam kerja masih bisa diterima. Yang penting menurut dr Ade, jadwal aktivitas dan pola tidur harus disesuaikan agar masing-masing bisa teratur dan tidak terlalu sering berubah-ubah.

"Baik puasa atau tidak, kurang tidur pasti mempengaruhi produktivitas kerja. Perlu diingat juga, hingga saat ini tidak ada satupun zat yag bisa menggantikan efek tidur. Kafein dan semacamnya hanya bisa menunda, pada saatnya rasa kantuk itu akan datang juga kalau tidurnya memang tidak cukup" tegas dr Ade

Info Kesehatan: Jika Kulit Tak Bisa Kena Matahari

Manusia membutuhkan sinar matahari setiap hari untuk memproduksi vitamin D dalam tubuh. Tapi tak semua orang bisa menikmati sinar matahari karena ada beberapa orang yang alergi jika kena matahari.

Alergi sinar matahari adalah suatu reaksi sistem kekebalan tubuh terhadap sinar matahari. Yang paling sering terjadi adalah ruam merah yang gatal. Lokasi yang paling umum terlihat pada daerah V di leher, punggung tangan, permukaan luar lengan dan kaki bawah.

Beberapa orang yang punya penyakit kronis seperti SLE atau Systemic Lupus Erythematosus bahkan sering lemas jika terkena matahari di atas jam 8 pagi. Orang yang terkena vitiligo atau migrain yang parah, penyakitnya bisa menjadi-jadi jika terpapar matahari. Dalam kasus alergi matahari, reaksi kulit mungkin lebih parah, seperti gatal-gatal atau kulit melepuh yang bahkan terjadi pada kulit yang tertutupi pakaian.

Alergi matahari dipicu oleh perubahan yang terjadi pada kulit yang terkena sinar matahari. Tidak jelas mengapa tubuh mengembangkan reaksi ini. Namun, sistem kekebalan mengenali beberapa komponen kulit (yang berubah karena matahari) yang asing, dan tubuh mengaktifkan pertahanan melawan komponen tersebut.

Alergi matahari terjadi pada orang-orang tertentu yang sensitif. Dan dalam beberapa kasus, mereka dapat dipicu oleh paparan sinar matahari yang hanya beberapa saat.

Para ilmuwan tidak tahu persis mengapa sebagian orang alergi terhadap matahari dan lainnya tidak. Ada bukti menjelaskan bahwa beberapa bentuk alergi matahari diwarisi dari orang tua.

Seperti dilansir dari intelihealth, Senin (22/3/2010), beberapa jenis alergi matahari yang paling umum terjadi adalah:

1. Polymorphous light eruption (PMLE)


PMLE yang biasa muncul adalah ruam gatal pada kulit yang terkena sinar matahari. PMLE adalah masalah kulit akibat matahari paling umum kedua yang dihadapi dokter, setelah kulit terbakar atausunburn.

PMLE terjadi pada sekitar 10 sampai 15 persen dari populasi Amerika Serikat, mempengaruhi orang dari semua ras dan latar belakang etnis. Perempuan lebih sering terkena PMLE dibandingkan pria, dan gejala awalnya tampak sejak usia muda.

PMLE biasanya menghasilkan ruam gatal atau terbakar dalam dua jam pertama setelah paparan sinar matahari. Ruam biasanya muncul pada bagian terkena sinar matahari, seperti leher, dada bagian atas, lengan dan kaki bawah. Selain itu, mungkin ada satu sampai dua jam yang menggigil, sakit kepala, mual dan malaise (perasaan sakit umum).

Dalam kasus yang jarang terjadi, PMLE mungkin mengakibatkan plakat merah (daerah yang datar atau menonjol), lepuhan kecil yang berisi cairan atau pendarahan di bawah kulit. Ruam biasanya menghilang dalam waktu dua sampai tiga hari jika menghindari paparan sinar matahari lebih lanjut.

Di daerah beriklim sedang, PMLE umumnya terjadi selama musim semi dan musim panas. Untuk pengobatan, pada gejala ringan sebaiknya dikompres dengan air dingin pada daerah yang ruam dan gatal, atau semprot kulit dengan air dingin. Dapat juga dengan obat nonprescription oral, seperti antihistamine (diphenhydramine atau klorfeniramin) untuk menghilangkan gatal-gatal, atau krim yang mengandung kortison.

2. Actinic prurigo (turunan PMLE)

Warisan bentuk PMLE ini terjadi pada orang-orang berlatar belakang Indian Amerika, termasuk populasi Indian Amerika di Amerika Utara, Selatan dan Tengah.

Gejala yang terjadi mirip dengan PMLE tetapi biasanya lebih kuat daripada PMLE biasa. Terkonsentrasi pada wajah, terutama di sekitar bibir, dan sering terjadi selama masa kanak-kanak atau remaja. Beberapa generasi keluarga yang sama mungkin memiliki masalah actinic prurigo ini.

Pada daerah beriklim sedang, actinic prurigo mengikuti pola musiman yang mirip dengan PMLE. Namun, dalam iklim tropis, gejala dapat bertahan sepanjang tahun.

Untuk pengobatan dokter biasanya menggunakan kortikosteroid, thalidomide (Thalomid), PUVA, obat antimalaria dan beta-karoten.

3. Photoallergic eruption

Pada alergi matahari ini, reaksi kulit dipicu oleh efek sinar matahari pada bahan kimia yang telah diberikan pada kulit. Sering kali merupakan bahan tabir surya, wewangian, kosmetik atau salep antibiotika. Atau karena mengonsumsi obat, seringkali obat yang diresepkan.

Obat-obatan yang dapat menyebabkan photoallergic eruption seperti antibiotik (terutama tetrasiklin dan sulfonamid), phenothiazines yang digunakan untuk mengobati penyakit mental, diuretik untuk tekanan darah tinggi dan gagal jantung, dan kontrasepsi tertentu.

Hal ini biasanya menyebabkan gatal merah baik ruam atau lepuh kecil. Dalam beberapa kasus, alergi juga menyebar ke kulit yang tertutup oleh pakaian.

Karena photoallergic eruption adalah bentuk reaksi hipersensitif yang tertunda, gejala kulit mungkin tidak dimulai sampai satu atau dua hari setelah paparan sinar matahari.

Lama gejala tidak dapat diprediksi. Namun dalam banyak kasus, gejala kulit menghilang setelah tidak lagi menggunakan bahan kimia yang menyebabkan alergi.

Tujuan pertama pengobatan adalah untuk mengidentifikasi dan menghilangkan obat atau produk perawatan kulit yang memicu reaksi alergi. Gejala kulit biasanya dapat diobati dengan krim kortikosteroid.

4. Solar urticaria

Alergi matahari ini menyebabkan gatal-gatal yang besar dan benjolan merah pada kulit yang terkena sinar matahari. Ini merupakan kondisi langka yang paling sering mempengaruhi perempuan muda.

Gatal-gatal (hives) biasanya muncul pada kulit yang tidak tertutup pakaian dalam beberapa menit setelah paparan sinar matahari. Gatal-gatal biasanya memudar dalam waktu 30 menit sampai 2 jam, namun bisa muncul kembali ketika kulit terkenan sinar matahari.

Untuk gatal-gatal ringan, dapat mencoba lisan nonprescription antihistamin untuk menghilangkan gatal-gatal, atau krim anti-gatal yang mengandung kortison. Untuk gatal-gatal yang lebih parah, dokter mungkin menyarankan resep yang lebih kuat, yaitu krim antihistamin atau kortikosteroid. Dalam kasus ekstrim, dokter mungkin meresepkan fototerapi, PUVA atau obat antimalaria.

Untuk membantu mencegah gejala alergi matahari, seseorang harus melindungi kulit dari paparan sinar matahari. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain:

  1. Sebelum keluar rumah sebaiknya gunakan tabir surya yang memiliki faktor perlindungan matahari (sun protection factor atau SPF) minimal 15 atau lebih, dengan spektrum yang luas dan mencakup sinar ultraviolet A dan ultraviolet B.
  2. Gunakan tabir surya pada bibir. Pilih produk yang telah dirumuskan untuk bibir, dengan SPF 20 atau lebih.
  3. Batasi waktu di luar rumah ketika matahari berada pada puncaknya (sekitar jam 12 siang).
  4. Mengenakan kacamata hitam dengan perlindungan sinar ultraviolet.
  5. Memakai celana panjang, kemeja lengan panjang dan topi dengan pinggiran lebar.
  6. Hindari produk yang dapat memicu photoallergic eruption, seperti antibiotik dan pil KB tertentu, serta obat-obatan resep yang digunakan untuk mengobati penyakit jiwa, tekanan darah tinggi dan gagal jantung. Tanyakan pada dokter tindakan pengamanan khusus untuk menghindari paparan sinar matahari ketika harus mengonsumsi obat-obatan tersebut.
(mer/ir) Merry Wahyuningsih Detik Health