Ass.
Wr. wb.
Pak
Ustad kenapa yah kok setiap kali saya berdoa memohon sesuatu, kayaknya belum
terkabul terus?, Padahal saya sudah
menjalankan semuanya, mulai dari sholat malam, sholat hajat dll, adakah
solusinya pak ustad? apa yang harus saya lakukan?, kadang saya suka iri kok ada
orang yang sholat aja gak tapi hidupnya berkecukupan.., makasih atas
jawabannya..
Wasallam..
Waalaikumussalam
Wr Wb
Allah
swt berfirman :
هُوَ الْحَيُّ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَادْعُوهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Artinya
: “Dialah yang hidup kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia;
Maka sembahlah dia dengan memurnikan ibadat kepada-Nya. segala puji bagi Allah
Tuhan semesta alam.” (QS. Ghofir : 65)
Dibanyak
ayat, Allah swt telah memerintahkan kita untuk berdoa dan menjanjikan
pengabulannya sebagaimana juga disebutkan dibanyak hadits. Doa adalah ibadah
atau otak ibadah sebagaimana ditegaskan disebagian hadits. Dan setiap ibadah
memiliki rukun-rukun, syarat-syarat dan adab-adab sehingga doa itu menjadi sah
dan diterima.
Para
ulama berkata bahwa sesungguhnya diantara syarat-syarat diterimanya doa adalah
menghadirkan fikiran dan hati saat berdoa. Maka tidak cukup bagi seseorang
hanya sekedar menggerakkan bibir tatkala berdoa sementara fikirannya berpaling
dari Allah dan tidaklah cukup hanya menghadirkan fikiran sementara perasaannya
dingin akan tetapi haruslah disertai dengan keinginan agar dikabulkan, rasa
takut akan tidak dikabulkan dan menghadirkan keagungan Allah swt.
Hal
ini dikuatkan dengan apa yang disebutkan di akhir ayat yang menyebutkan doa
Nabi Ayyub, Dzin Nuun dan Zakaria tatkaa mengatakan,” wahai Roobul ‘Izzah…
إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ
Artinya
: “Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam
(mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada kami
dengan harap dan cemas. dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada
kami.” (QS. Al Anbiya : 90)
Seorang
yang berdoa haruslah menjadi orang yang taat kepada Allah swt tanpa ada
kekurangan, menyambut ketaatan dengan rasa senang, bersegera, berharap
pengabulan doanya, serta rasa takut dengan mengahadirkan fikiran dan hati.
Didalam
hadits shahih bahwa memakan yang haram mencegah pengabulan doa sebagaimana
disebutkan Rasulullah saw tentang seorang laki-laki yang melakukan perjalan
yang jauh, rambutnya kusut dan berdebu yang menengadahkan kedua tangannya ke
langit dan mengatakan,”Wahai Robb, wahai Robb sementara makanannya haram,
pakaiannya haram bagaimana,doanya akan dikabulkan.”
Perkara-perkara
diatas (didalam hadits itu) yang menjadikan doa dikabulkan ditambah lagi
berbagai perkara yang disunnahkan diantaranya : bersuci, menghadap kiblat,
berdoa dengan doa-doa yang ma’tsur, berupaya memilih waktu-waktu dan
tempat-tempat yang diberkahi seperti setengah malam akhir, antara adzan dan
iqomat, tatkala melihat ka’bah, saat pengabulan doa di hari jum’at….
Juga
membuka doa dengan mengucapkan basmalah, memuji Allah, shalawat dan salam atas
Rasulullah saw dan menutupnya dengan shalawat atasnya juga… (Fatawa Al Azhar
juz IX hal 369)
Untuk
lebih memberi penjelasan tentang adab berdoa maka berikut penuturan Imam
Ghazali tentangnya :
1.
Hendaklah didalam berdoa berusaha memilih waktu-waktu yang mulia seperti hari
arafah, ramadhan, hari jum’at, waktu sahur.
Artinya
: “Dan selalu memohonkan ampunan diwaktu pagi sebelum fajar (sahur).” (QS. Adz
Dzariyat : 18)
2.
Memanfaatkan kondisi atau keadaan-keadaan yang mulia, seperti sabda Rasulullah
saw,”Doa diantara adzan dan iqomat tidaklah ditolak.” (HR. Abu Daud)
3.
Hendaklah menghadap kiblat tatkala berdoa dan mengangkat tangan hingga terlihat
warna putih kedua ketiaknya, sebagaimana diriwayatkan dari Anas bahwa Nabi saw
mengangkat kedua tangannya sehingga terlihat warna putih kedua ketiaknya saat
berdoa dan tidak memberikan isyarat dengan jari jemarinya.”
4.
Merendahkan suara…; Aisyah mengatakan tentang firman Allah swt “janganlah kamu
mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan
carilah jalan tengah di antara kedua itu” (QS. Al Israa : 110) yaitu didalam
doamu.
5.
Tidak menyusahkan diri dengan bersajak didalam berdoa. Sesungguhnya seorang yang
berdoa seyogyanya berada dalam keadaan tunduk sedangkan memberatkan diri
tidaklah sesuai dengan sabda Rasulullah saw,”Akan datang suatu kaum yang
berlebih-lebihan dalam berdoa.”
6.
Tunduk, khusyu, penuh harap dan rasa takut, sebagaimana firman Allah swt :
إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَبًا وَرَهَبًا وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ
Artinya
: “Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam
(mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada kami
dengan harap dan cemas. dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada
kami.” (QS. Al Anbiya : 90)
7.
Berkeyakinan kuat akan dikabulkan doanya serta benar didalam pengharapannya.
Sabda Rasulullah saw,”Berdoalah kepada Allah dan anda meyakini akan
pengabulannya. Ketahuilah bahwa Allah azza wa jalla tidaklah mengabulkan doa
dari hati yang lalai.” (HR. Ahmad, Thabrani)
8.
Mengulanginya hingga tiga kali. Ibnu Mas’ud mengatakan bahwa Nabi saw apabila
berdoa maka dia berdoa hingga tiga kali dan apabila dia meminta maka dia
meminta hingga tiga kali.” (HR. Muslim)
9.
Hendaklah mengawali doanya dengan dzikrullah (menyebut nama Allah) tidak
langsung dengan meminta. Sabda Rasulullah saw,”Apabila kalian meminta kepada
Allah azza wa jalla suatu keperluan maka mulailah dengan shalawat atasku…” (HR.
Abu Thalib al Makkiy)
10.
Bertaubat, mengembalikan simpanan-simpanan orang lain serta menyambut (seruan)
Allah swt dengan penuh semangat. (Ihya Ulumuddin juz I hal 361 – 3650
Adapun
tentang orang-orang sepertinya jauh dari Allah, seperti tidak mengerjakan
shalat, tidak berpuasa di bulan Ramadhan atau bahkan orang-orang non muslim
namun mereka memiliki ‘rezeki’ melebihi orang-orang yang shaleh maka tidak
sepatutnya anda iri terhadap mereka. Karena seorang mukmin tidaklah iri dalam
urusan dunia. Iri dalam urusan dunia hanya akan menyeretnya menjadi hamba
dunia. Akan tetapi hendaknya seorang mukmin iri dalam urusan akherat.
Sesungguhnya
iri atau tidak anda kepada mereka semua maka tidak akan dapat mencegah takdir
Allah atas mereka. Dan perlu diyakini bahwa banyak harta, tingginya jabatan
atau kedudukan belum tentu menjadi tanda keredhoan dan kecintaan Allah
kepadanya.
Hal
lain yang perlu juga anda yakini bahwa bentuk-bentuk pengabulan Allah swt
terhadap doa seseorang ada tiga :
1.
Langsung diberikan kepadanya apa yang dimintanya di dunia.
2.
Ditahan untuk diberikannya di akherat.
3.
Dihapuskan dosa-dosanya setara dengan doa-doanya
Sebagaimana
disebutkan didalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Abu
Hurairoh bahwa Rasulullah saw bersabda,”Tidaklah seorang muslim berdoa kecuali
dikabulkannya. Bisa dengan dipercepat pemberiannya di dunia, bisa dijadikan
tabungan baginya di akherat dan bisa juga dihapuskan dosa-dosanya setara dengan
doanya selama ia tidak berdoa sambil berbuat dosa atau memutuskan silaturahmi
atau meminta cepat-cepat dikabulkan.”
Wallahu
A’lam
-Ustadz
Sigit Pranowo Lc-
Sumber : eramuslim.com