Tuesday, February 3, 2015

Beberapa Alasan Karyawan Hebat Keluar dari Perusahaan

1. Merasa tidak dihargai

Mereka yang meninggalkan perusahaan dengan alasan ini bukan menginginkan pujian terus-menerus setiap mereka menyelesaikan tugas atau proyek. Namun pada umumnya karyawan menginginkan pihak manajemen menyadari kontribusi dan nilai mereka dalam tim.

Ketika pihak perusahaan mengabaikan kontribusi karyawan dalam jangka waktu yang lama, maka mereka pun berusaha mencari penghargaan di tempat lain.

2. Kompensasi yang tidak adil

Hal ini sering kali jadi masalah yang utama. Karyawan kadang merasa tidak adil dengan kompensasi yang diterimanya, baik itu berupa gaji, bonus, maupun tunjangan lainnya.

Banyak karyawan hebat yang keluar dari perusahaan karena masalah uang. Bisa jadi mereka merasa tidak adil dengan penghitungan gaji dan pembagian bonus antar karyawan, di mana gaji atau bonus karyawan yang satu bisa berbeda dengan yang lain padahal pengalaman dan posisi mereka sama.

3. Tidak cocok dengan atasan
Anda mungkin sering mendengar seseorang yang memilih keluar dari pekerjaan karena merasa tidak cocok dengan atasan. Apakah itu atasan yang otoriter, tidak adil, tidak kompeten, dan lain sebagainya.

Manajer yang tidak punya kemampuan memimpin bisa menyebabkan bawahannya tidak maksimal dalam bekerja. Jika komunikasi antara atasan dan bawahan tidak berjalan lancar, maka bawahan biasanya akan memilih untuk mundur ketimbang membicarakan masalah dengan atasan.

4. Target yang tidak realistis

Menetapkan target dan tujuan tentu saja sangat penting dalam menjaga produktivitas demi mendapatkan hasil yang maksimal. Namun perusahaan sering kali lupa menentukan target yang realistis dan cenderung memilih target yang terlampau tinggi.

Pihak manajemen seharusnya juga memperhatikan kemampuan dan kondisi perusahaan. Lalu apakah fasilitas perusahaan sudah cukup tersedia untuk mencapai target tersebut?
Karyawan yang terus didorong untuk meraih target yang tak realistis akan bisa merasakan stres dan akhirnya memilih untuk keluar dari perusahaan.

5. Tidak ada dukungan dari manajemen

Pihak manajemen hanya mengharapkan karyawan meraih hasil maksimal, tapi tidak memberikan dukungan yang bisa membantu karyawan mencapainya.

Hal ini bisa berarti pihak perusahaan tidak memberikan pelatihan yang berguna untuk pengembangan karir atau tidak ada motivasi dari pihak perusahaan untuk mendorong karyawan mencapai target.

6. Kurang tantangan

Karyawan, terutama yang berusia muda, biasanya mengharapkan tantangan dari pekerjaan. Mereka merasa tantangan itu merupakan satu cara bagi mereka untuk mengembangkan diri.

Apabila mereka merasa diri mereka sudah berada di dalam comfort zone alias zona nyaman, mereka akan cenderung untuk mencari zona lainnya di mana mereka bisa merasa tertantang.

7. Lingkungan tidak menyenangkan

Coba lihat sekeliling Anda di kantor? Apakah Anda melihat orang-orang yang bahagia, yang semangat dan bergairah dalam mengerjakan pekerjaan mereka?

Apakah Anda melihat adanya energi positif yang mengalir saat Anda menggelar rapat mingguan, atau justru malah sebaliknya?

Lingkungan juga menjadi pertimbangan seorang karyawan. Jika mereka merasa budaya di kantor tidak sesuai atau suasana kantor kurang menyenangkan, mereka akan cenderung mencari tempat lain di mana mereka bisa merasa nyaman dan bahagia.

8. Tidak ada jenjang karir yang jelas

Sering kali karyawan akan merasa frustrasi apabila manajemen sepertinya tidak memberikan jenjang karir yang jelas. Beberapa orang tidak ingin menjalani sesuatu, jika mereka merasa tujuannya tidak jelas.


Seseorang yang merasa dirinya punya kemampuan lebih, tentunya juga memiliki ambisi dalam menggapai karir. Jika mereka merasa tidak bisa mendapatkannya di satu perusahaan, maka mereka tak segan ‘melompat’ ke perusahaan lain yang bisa memberikannya.

Sumber : Bisnis.com

No comments:

Post a Comment