1. Merasa tidak dihargai
Mereka
yang meninggalkan perusahaan dengan alasan ini bukan menginginkan pujian
terus-menerus setiap mereka menyelesaikan tugas atau proyek. Namun pada umumnya
karyawan menginginkan pihak manajemen menyadari kontribusi dan nilai mereka
dalam tim.
Ketika
pihak perusahaan mengabaikan kontribusi karyawan dalam jangka waktu yang lama,
maka mereka pun berusaha mencari penghargaan di tempat lain.
2. Kompensasi yang tidak adil
Hal ini
sering kali jadi masalah yang utama. Karyawan kadang merasa tidak adil dengan
kompensasi yang diterimanya, baik itu berupa gaji, bonus, maupun tunjangan
lainnya.
Banyak
karyawan hebat yang keluar dari perusahaan karena masalah uang. Bisa jadi
mereka merasa tidak adil dengan penghitungan gaji dan pembagian bonus antar
karyawan, di mana gaji atau bonus karyawan yang satu bisa berbeda dengan yang
lain padahal pengalaman dan posisi mereka sama.
3. Tidak cocok dengan atasan
Anda
mungkin sering mendengar seseorang yang memilih keluar dari pekerjaan karena
merasa tidak cocok dengan atasan. Apakah itu atasan yang otoriter, tidak adil,
tidak kompeten, dan lain sebagainya.
Manajer
yang tidak punya kemampuan memimpin bisa menyebabkan bawahannya tidak maksimal
dalam bekerja. Jika komunikasi antara atasan dan bawahan tidak berjalan lancar,
maka bawahan biasanya akan memilih untuk mundur ketimbang membicarakan masalah
dengan atasan.
4. Target yang tidak realistis
Menetapkan
target dan tujuan tentu saja sangat penting dalam menjaga produktivitas demi
mendapatkan hasil yang maksimal. Namun perusahaan sering kali lupa menentukan
target yang realistis dan cenderung memilih target yang terlampau tinggi.
Pihak
manajemen seharusnya juga memperhatikan kemampuan dan kondisi perusahaan. Lalu
apakah fasilitas perusahaan sudah cukup tersedia untuk mencapai target
tersebut?
Karyawan
yang terus didorong untuk meraih target yang tak realistis akan bisa merasakan
stres dan akhirnya memilih untuk keluar dari perusahaan.
5. Tidak ada dukungan dari manajemen
Pihak
manajemen hanya mengharapkan karyawan meraih hasil maksimal, tapi tidak
memberikan dukungan yang bisa membantu karyawan mencapainya.
Hal ini
bisa berarti pihak perusahaan tidak memberikan pelatihan yang berguna untuk
pengembangan karir atau tidak ada motivasi dari pihak perusahaan untuk
mendorong karyawan mencapai target.
6. Kurang tantangan
Karyawan,
terutama yang berusia muda, biasanya mengharapkan tantangan dari pekerjaan.
Mereka merasa tantangan itu merupakan satu cara bagi mereka untuk mengembangkan
diri.
Apabila
mereka merasa diri mereka sudah berada di dalam comfort zone alias zona nyaman,
mereka akan cenderung untuk mencari zona lainnya di mana mereka bisa merasa
tertantang.
7. Lingkungan tidak menyenangkan
Coba
lihat sekeliling Anda di kantor? Apakah Anda melihat orang-orang yang bahagia,
yang semangat dan bergairah dalam mengerjakan pekerjaan mereka?
Apakah
Anda melihat adanya energi positif yang mengalir saat Anda menggelar rapat
mingguan, atau justru malah sebaliknya?
Lingkungan
juga menjadi pertimbangan seorang karyawan. Jika mereka merasa budaya di kantor
tidak sesuai atau suasana kantor kurang menyenangkan, mereka akan cenderung
mencari tempat lain di mana mereka bisa merasa nyaman dan bahagia.
8. Tidak ada jenjang karir yang jelas
Sering
kali karyawan akan merasa frustrasi apabila manajemen sepertinya tidak
memberikan jenjang karir yang jelas. Beberapa orang tidak ingin menjalani
sesuatu, jika mereka merasa tujuannya tidak jelas.
Seseorang
yang merasa dirinya punya kemampuan lebih, tentunya juga memiliki ambisi dalam
menggapai karir. Jika mereka merasa tidak bisa mendapatkannya di satu
perusahaan, maka mereka tak segan ‘melompat’ ke perusahaan lain yang bisa
memberikannya.
Sumber : Bisnis.com
No comments:
Post a Comment